Nikuba Mengubah Air Menjadi Bahan Bakar Motor, Ungkap Proses serta Kendala

Nikuba diambil dari singkatan Niku Banyu, Pengoperasian sangat sederhana digunakan sebagai bahan bakar

3.8
(4)

Nikuba Mengubah Air Menjadi Bahan Bakar Motor, Ungkap Prosesnya serta Kendala – Sebuah alat inovasi baru bernama Nikuba dikatakan mampu mengubah air menjadi bahan bakar mesin sepeda motor untuk tunggangan TNI. Seorang warga Cirebon bernama Aryanto Misel ditemukan. Nama Nikuba diambil dari singkatan Niku Banyu.

Pengoperasian Nikuba dianggap sangat sederhana. Nikuba mengandalkan generator elektrolisis yang dapat mengubah air menjadi energi untuk mesin sepeda motor dan mobil. Air yang digunakan harus bebas dari logam berat agar dapat mengendarai mobil. Baca Juga : Cara Memahami Odometer di Kendaraan Motor

Selanjutnya, Nikuba memisahkan hidrogen (H2) dengan oksigen (O2) (H2O) di dalam air melalui proses elektrolisis. Hidrogen yang dipisahkan dari O2 masuk ke ruang bakar kendaraan sebagai pengganti bahan bakar.

Arifin Nur, peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Combustion Engine Institute, juga mengomentari Nikuba. “Nicuba adalah generator oxyhydrogen (HHO) yang juga dikenal sebagai generator brown gas,” kata Alifin melalui pesan singkat, Selasa, 10 Mei 2022.

Arifin menjelaskan, alat tersebut menghasilkan gas oxyhydrogen dengan rantai H-H-O dengan melakukan proses elektrolisis air menggunakan bahan anoda dan katoda logam/paduan. Baca Juga : Tips Memilih Ban Sepeda Motor yang Tepat Versi Pengendara

Menurutnya, proses elektrolisis air bukanlah hal baru. Banyak peneliti telah melakukannya untuk menemukan sumber energi alternatif. Namun hingga saat ini, mereka belum berhasil menciptakan alat yang efisien.

Masalahnya adalah air adalah salah satu elemen paling stabil di bumi dan membutuhkan lebih banyak energi untuk memecah molekul air. Yang terjadi adalah, pada umumnya energi input selalu lebih besar dari energi yang dihasilkan.

Nikuba Mengubah Air Menjadi Bahan Bakar Motor, Ungkap Proses serta Kendala 1

“Untuk mengatasi masalah ini, kalium hidroksida (KOH) umumnya dicampur dengan air untuk membantu mempercepat dan mendapatkan lebih banyak gas HHO,” kata Arifin.

Ia juga menyebut para peneliti yang melakukan pekerjaan ini, seperti dokter. UPI Hamida dan Profesor Wawan, Ph.D. Iman KR, Dr ITB yang menguji perangkat serupa buatan Jepang. Eddy Sudrajat dan tim Unas dengan merek dagang EPB (Energy Power Booster) diuji efektifitasnya di PLTD Kota Baru Kalimantan Selatan.

Ada pula Ahmad Dimyani, ST, seorang insinyur muda di Institut Mesin Pembakaran LIPI yang memproduksi peralatan serupa dengan tugas akhir universitas.

“Semua alat di atas telah diuji di Lab Mesin Pembakaran sebagai ahli atau tim penguji, tetapi masih relatif tidak efisien,” kata Arifin. Baca Juga : Slipper Clutch – Apa Itu & Bagaimana Cara Kerjanya

Selain itu, Alifin menjelaskan kelemahan gas HHO. Menurutnya, sifat gas HHO cenderung meledak lebih cepat pada laju perambatan ledakan yang lebih tinggi dibandingkan bahan bakar cair seperti bensin, sehingga knocking tidak terjadi mengingat kontrol pembakaran saat diterapkan pada mesin dinamis. Anda perlu melakukannya.

“Gas HHO hasil elektrolisis umumnya digunakan sebagai bahan bakar tambahan/suplemen dan bukan pengganti bahan bakar utama mesin,” jelasnya.

Namun sebagai pribadi, Alifin menilai Nikuba sebagai kreativitas anak-anak tanah air.

Terima kasih Sudah kasih bintang pada post ini?

Click on a star to rate it!

Average rating 3.8 / 5. Vote count: 4

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button